Senin, 25 April 2011

Lindung Nilai atas Aktiva, Kewajiban yang Diakui atau Komitmen Perusahaan yang Belum Diakui

Keuntungan atas kontrak forward secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai peso. Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward merupakan biaya atas lindung nilai risiko valas. Perlakuan akuntansi yang sama dapat terjadi jika eksportir kanada tersebut melakukan perjanjian penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan barang dan menerima pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan ke depan, dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.

Di lain pihak, tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan dilakukan penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas kontrak forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini akan direklasifikasikan menjadi laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar dilakukan.

Sumber :

Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional-Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba.

Isu-isu dalam Pengendalian Keuangan

Sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui :

1. Komunikasi tujuam-tujuan keuangan secara tepat dalam organisasi.

2. Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja.

3. Mengawasi kinerja.

4. Mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.


Sistem pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak.


Sistem Pengendalian Domestik versus Multinasional

Dalam sebuah makalah yang saat ini terbilang klasik, david Hawkins menawarkan empat alasan dasar :

1. Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap awal pendirian operasi luar negeri.

2. Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik daripada harus membuat dari awal keseluruhan sistem yang dirancang untuk operasi luar negeri.

3. untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak kontroler perusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan format dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangan dan operasi.

4. Mantan eksekutif domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebanyak mungkin sistem pengendalian domestik, umumnya karena mereka mencapai tingkatan manajemen tertinggi dengan menguasai sistem domestik.


Penganggaran Operasional

Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerja suatu unit luar negeri dan manajernya. Milai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba (ketika diukur dalam mata uang lokal) menjadi kerugian (ketika dinyatakan dalam mata uang negara asal).tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada awal periode :

1. Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disusun.

2. Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi).

3. Kurs pada akhir periode jika kurs berubah (kurs penutupan).


Kurs yang sebanding dapat digunakan untuk melacak kinerja relatif terhadap anggaran. Jika kombinasi kurs yang berbeda digunakan untuk menyusun anggaran dan untuk melacak kinerja, hal ini akan menimbulkan perbedaan alokasi tanggungjawab terhadap perubahan kurs dan menyebabkan kemungkinan respons manajemen yang berbeda. Misalkan beberapa kemungkinan tersebut yaitu :

1. Anggaran dan pelacakan kinerja berdasarkan kurs spot awal.

Perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap evaluasi kinerja luar negeri.


2. Anggaran pada kurs akhir (yang telah disesuaikan) dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan.

Gabungan keduanya menghasilkan yang sama.


3. Penganggaran berdasarkan kurs awal dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan.

Manajer lokal memiliki tanggungjawab penuh terhadap perubahan kurs.


4. Anggaran dan pelacakan kinerja menggunakan proyeksi kurs.

Sistem ini mencerminkan sudut pandang mata uang lokal.


5. Anggaran berdasarkan kurs proyeksi dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan.

Gabungan kurs ini tidak membuat manajer lokal harus dapat menjelaskan perubahan kurs yang telah diperkirakan.






Sumber :

Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional-Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba.

Jumat, 15 April 2011

Peluang dan Tantangan dalam Analisis Lintas Batas

Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yurisdiksi. Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang-undang, sifat dan ruang lingkup risiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha. Perbedaan ini berarti alat-alat analisis yang sangat efektif disatu wilayah menjadi kurang efektif di wailayah lain.

Analisis dan penilaian keuangan Internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Disatu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah kepada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia. Namun demikian, sejumlah besar perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan masih ada.


Perusahaan dunia mengungkapkan informasi yang semakin banyak dan semakin kredibel, oleh karena itu banyak negara, termasuk Cina, Korea, Republik Ceko, dan Rusia, berupaya keras untuk memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai perusahaan publik.


Terlepas dari kontradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan penilaian keuangan Internasional semakin menurun dan pandangan para analis secara umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan-perusahaan untuk menarik investor, dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut. Secara bersama-sama, kekuatan-kekuatan ini memberikan inisiatif bagi pemerintah untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan eksternal mereka.


Globalisasi dan perbaikan dalam akuntansi dan pengunagkapan Internasional yang masih berlanjut mengaburkan perbedaan antara analisis keuangan lintas batas dan dalam suatu wilayah. Melalui implementasi Euro, bersamaan dengan kemajuan terus menerus dalam praktik pengungkapan perusahaan di Eropa, strategi diversifikasi portofolio di Eropa semakin didasarkan pada sektor industri dan bukan berdasarkan negara. Daripada menyeimbangkan pemilihan saham di antara negara-negara dengan mata uang kuat dan lemah, manajer portofolio semakin memusatkan perhatian untuk memilih perusahaan yang terbaik di suatu industri tanpa melihat negara asal. Globalisasi juga berarti analisis yang terlalu domestik menjadi semakin kurang relevan. Ketergantungan satu sama lain semakin meningkat dan tidak ada perusahaan dapat menghindar dari peristiwa yang terjadi di seluruh dunia.

Sumber :

Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional-Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba.

Sabtu, 09 April 2011

Uni Eropa (European Union – EU)

Traktat Roma mendirikan EU pada tahun 1957, dengan tujuan untuk mengharmonisasikan sistem hukum dan ekonomi negara-negara anggotanya. Per bulan Mei 2004, EU terdiri dari 25 negara anggota ( Austria, Belgia, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris). Komisi Eropa (EC) memiliki kekuasaan penuh atas direktif akuntansinya terhadap seluruh negara anggota.
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :
1. Perolehan modal dalam tingkat EU
2. Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.

Direktif Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
Ketentuan Direktif Keempat berlaku bagi akun-akun perusahaan secara individu dan mencakup aturan bentuk laporan keuangan, ketentuan pengungkapan, dan aturan penilaian. Direktif Keempat juga mewajibkan laporan keuangan untuk diaudit. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa mengungkapkan informasi yang dapat dibandingkan dan setara dalam laporan keuangannya.
Direktif Ketujuh mewajibkan konsolidasi bagi kelompok usaha yang besarnya diatas ukuran tertentu, menentukan pengungkapan laporan dalam catatan dan laporan direktur, dan mewajibkan dilakukannya audit.
Direktif Kedelapan memberikan kekuasaan diskresi terhadap negara-negar EU untuk menentukan kondisi-kondisi independensi.

Apakah Upaya Harmonisasi EU telah berhasil ?
Direktif keempat dan ketujuh memiliki pengaruh yang dramastis terhadap pelaporan keuangan diseluruh EU, yaitu membawa akuntansi diseluruh negara anggota EU ketahap penyeragaman yang baik dan relatif memadai. Direktif ini mempercepat perkembangan akuntansi di negara-negara tetangga non EU.

Pendekatan Baru EU dan Integrasi Pasar Keuangan Eropa
Komisi mengumumkan bahwa EU perlu untuk bergerak secara tepat dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan yang sedang berupaya untuk melakukan pencatatan di Amerika Serikat dan pasar-pasar dunia lainnya akan tetap dapat bertahan dalam rangka dasar akuntansi EU.
Pengesahan IFRS oleh EC dimulai pada tahun 2003 melalui adopsi seluruh standar dan interpretasi IASB yang ada. Direktif keempat dan ketujuh juga diamandemen pada tahun 2003 untuk menghapuskan ketidakkonsistenan diantara direktif yang lama dengan IFRS. Pada tahun 2003, Komite Regulator Surat Berharga Eropa mengadopsi Standar 1 mengenai Informasi Keuangan. Standar ini berisi 21 prinsip yang ditujukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan pendekatan yang sama dalam penegakan IFRS diseluruh EU.

Organisasi Intenasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Tujuan utama IOSCO adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO, otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestik maupu internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat maka :
1. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestik.
2. Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standar dan pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
3. Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakan yang efektif terhadap pelanggaran.



Sumber :
Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional-Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba.