Sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui :
1. Komunikasi tujuam-tujuan keuangan secara tepat dalam organisasi.
2. Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja.
3. Mengawasi kinerja.
4. Mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak.
Sistem Pengendalian Domestik versus Multinasional
Dalam sebuah makalah yang saat ini terbilang klasik, david Hawkins menawarkan empat alasan dasar :
1. Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap awal pendirian operasi luar negeri.
2. Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik daripada harus membuat dari awal keseluruhan sistem yang dirancang untuk operasi luar negeri.
3. untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak kontroler perusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan format dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangan dan operasi.
4. Mantan eksekutif domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebanyak mungkin sistem pengendalian domestik, umumnya karena mereka mencapai tingkatan manajemen tertinggi dengan menguasai sistem domestik.
Penganggaran Operasional
Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerja suatu unit luar negeri dan manajernya. Milai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba (ketika diukur dalam mata uang lokal) menjadi kerugian (ketika dinyatakan dalam mata uang negara asal).tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada awal periode :
1. Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disusun.
2. Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi).
3. Kurs pada akhir periode jika kurs berubah (kurs penutupan).
Kurs yang sebanding dapat digunakan untuk melacak kinerja relatif terhadap anggaran. Jika kombinasi kurs yang berbeda digunakan untuk menyusun anggaran dan untuk melacak kinerja, hal ini akan menimbulkan perbedaan alokasi tanggungjawab terhadap perubahan kurs dan menyebabkan kemungkinan respons manajemen yang berbeda. Misalkan beberapa kemungkinan tersebut yaitu :
1. Anggaran dan pelacakan kinerja berdasarkan kurs spot awal.
Perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap evaluasi kinerja luar negeri.
2. Anggaran pada kurs akhir (yang telah disesuaikan) dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan.
Gabungan keduanya menghasilkan yang sama.
3. Penganggaran berdasarkan kurs awal dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan.
Manajer lokal memiliki tanggungjawab penuh terhadap perubahan kurs.
4. Anggaran dan pelacakan kinerja menggunakan proyeksi kurs.
Sistem ini mencerminkan sudut pandang mata uang lokal.
5. Anggaran berdasarkan kurs proyeksi dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan.
Gabungan kurs ini tidak membuat manajer lokal harus dapat menjelaskan perubahan kurs yang telah diperkirakan.
Sumber :
Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional-Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba.