Kamis, 31 Maret 2011

Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Internasional

Beberapa Negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.


Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standart-SFAS) No.33 berjudul “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap (sebelum dikurangi dengan depresiasi) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebh dari $1 miliar (setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi) untuk selama 5 tahun emncoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai SFAS No.33 menentukan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.

FASB menerbitkan panduan untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi di masa depan. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulhkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8. Dividen per saham biasa.
9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat Indeks HArga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.

Untuk meningkatkan daya banding data tersebut, informasi dapa disajikan :
1. Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun).
2. Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.


Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33, yaitu :
1. Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dollar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.

Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.

SSAP mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu :
1. Penyesuaian modal kerja moneter mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
2. Mekanisme penyesuaian memungkinkan pengaruh perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.


Brasil

Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekutas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.

Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.

Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsional.




Sumber :
Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional-Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba.

Senin, 28 Maret 2011

Isi Standar No.52

Standar No.52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah, oleh karena itu aturan translasi dirancang untuk :

1. Mencerminkan di dalam laporan keuangan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan usahanya.

2. Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.

Translasi Apabila Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang Fungsional

Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi. Hal ini untuk mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan ekuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan, yaitu :

1. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.

2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.

3. Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.

Translasi Apabila Dollar AS Merupakan Mata Uang Fungsional

Laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang ke dalam dollar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam penentuan laba periode berjalan, yaitu dimana secara khusus :

1. Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.

2. Pendapatan dan beban ditranslasikan berdasarkan rata-rata kurs nilai tukar selama periode berjalan.

3. Keuntungan dan kerugian ditranslasikan tercermin dalam laba periode berjalan.

Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional

Laporan keuangan pertama-pertama disajikan ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode temporal) kemudian ditranslasikan ke dalam dollar AS dengan menggunakan metode kurs kini.

Pengecualian metode kurs kini adalah untuk anak peruasahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki inflasi selama 3 tahun berturut-turut sebelumnya yang melebihi 100%. Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu, nilai dollar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode temporal.

Sumber :

Choi, Frederick D. S. Dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional. Jakarta: Salemba.

Sabtu, 19 Maret 2011

Translasi Mata Uang Asing

Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS.

Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya.

Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu :

1. Perbedaan tingkat inflasi antar negara

2. Perbedaan suku bunga nasional

3. Ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang

Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Sedangkan kuotasinya dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.

Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu negara asing, sehingga dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.

Alasan-alasan untuk melakukan translasi

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.

Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variabel, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.

Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing yaitu :

1. Untuk mencatat transaksi mata uang asing

2. Mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang

3. Berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.

Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.

Metode dalam translasi mata uang asing


1. Metode Kurs Tunggal


Metode yang menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang lokal di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata uang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.


2. Metode Kurs Berganda

Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.

Metode Kini-Nonkini

1. Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini.

2. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs histories.

3. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan.

4. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs historis yang tercatat saaat aktiva tersebut diperoleh.

Namun, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai tukar.

Metode Moneter-Nonmoneter

1. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.

2. Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs histories.

3. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-non kini.

Metode Temporal

1. Tranlasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Sehingga tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran.

2. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan penilaian sesungguhnya.

3. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca.

4. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh temponya.

5. Pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.

6. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya.

7. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya historis, ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar historis akan menghasilkan biaya historis dalam mata uang domestik.


Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Meek, Gary K.2005.Akuntansi Internasional.Jakarta:Salemba Empat

Sabtu, 12 Maret 2011

Praktik Pelaporan dan Pengungkapan

Praktik pengungkapan dalam laporan tahunan mencerminkan respons manajer terhadap ketentuan pengungkapan yang dikeluarkan oleh badan regulator dan insentif yang mereka dapatkan jika menyediakan informasi kepada pengguna laporan keuangan secara sukarela.

1. Pengungkapan Informasi yang Melihat Masa Depan

· Ramalan pendapatan, laba (rugi), laba (rugi) EPS, pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya.

· Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah.

· Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.

2. Pengungkapan Segmen

Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri dan segmen geografi perusahaan tergolong signifikan dan semakin meningkat. Pengungkapan segmen membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.

3. Laporan Arus Kas dan Arus Dana

IFRS dan standar akuntansi Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas. Adopsi ketentuan laporan arus kas baru-baru ini di negara seperti Jepang dan Cina mencerminkan semakin pentingnya perhatian oleh para analis dan para pengguna laporan keuangan terhadap informasi arus kas.

4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Saat ini perusahaan semakin dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) yang memiliki perhatian terhadap hal-hal selain kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomi.

Pelaporan tanggung jawab sosial mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi mengenai pengaruh suatu perusahaan terhadap kesejahteraan karyawannya,masyarakat setempat dan lingkungan. Hal ini mencerminkan kepercayaan bahwa perusahaan berutang kepada para pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan akuntansi tahunan mengenai kinerja sosial dan lingkungannya, seperti halnya informasi keuangan yang diberikan kepada pemegang saham.

Laporan “ketahanan” yang mengintegrasikan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan sering disebut sebagai “pelaporan tiga baris”. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukkan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.

Pengungkapan informasi mengenai jumlah karyawan juga menjadi perhatian sejumlah pemerintah nasional. Pengungkapan jumlah karyawan menurut area geografis memberikan informasi kepada pemerintah negara tuan rumah mengenai pengaruh perusahaan multinasional terhadap lapangan kerja. Pengungkapan karyawan menurut lini usaha, pada gilirannya, membantu mengidentifikasikan industri dan aktivitas apa saja yang menurut para investor asing langsung menarik secara ekonomis.

Apabila dikombinasikan dengan pelaporan geografis dan atau lini usaha, pengungkapan karyawan berdasarkan fungsi akan membuat pemerintah dan kelompok buruh mampu untuk memeriksa apakah praktik kerja perusahaan multinasional konsisten dengan hukum dan norma lokal.

5. Pengungkapan Khusus Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan Nondomestik dan atas Prinsip Akuntansi yang Digunakan

Laporan tahunan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud yaitu :

· Penyajian ulang untuk kenyamanan “informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik”.

· Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut kelompok kedua stansar akuntansi.

· Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kedua prinsip akuntansi.

6. Pengungkapan Mengenai Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan-tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor, dan analis.

7. Pelaporan dan Pengungkapan Bisnis Melalui Internet

World Wide Web (WWW) semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebarluasan informasi, dimana media cetak sekarang semakin memainkan peranan sekunder. Penyebarluasan informasi secara elektronik menawarkan keuntungan seperti tidak terlalu mahal dibandingkan penggunaan media cetak dan menawarkan informasi seketika. Web juga memungkinkan penyebarluasan informasi secara interaktif melalui cara yang tidak mungkin bila dilakukan dalam bentuk cetakan.

Perdagangan surat berharga dengan menggunakan internet telah meningkatkan permintaan terhadap pelaporan usaha dan keuangan berbasis web. Investor perorangan semakin menggunakan Web untuk melakukan transaksi perdagangan dan membuat keputusan investasi, dan menggunakan Web sebagai sumber informasi yang penting.

Suatu perkembangan penting yang akan memfasilitasi pelaporan usaha berbasis Web adalah Bahasa Pelaporan Usaha eXtensible (eXtensible Bussiness Reporting Language-XBRL).

Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Meek, Gary K.2005.Akuntansi Internasional.Jakarta:Salemba Empat