Senin, 28 Februari 2011

Sistem Akuntansi Taiwan

Pada awalnya, Taiwan oleh dunia Barat dikenal dengan Formosa, sebuah nama yang berarti “pulau yang indah” yang diberikan oleh para pelaut Portugis pada abad ke-15. Taiwan didominasi oleh orang Cina semenjak menjadi daerah protektorat Kekaisaran Cina pada tahun 1206. Pada tahun 1887, Taiwan menjadi sebuah provinsi Cina, tetapi dari tahun 1895 hingga 1945 menjadi koloni Jepang. Pada akhir Perang Dunia II, Taiwan dikembalikan kepada Cina.


Selama empat decade, Taiwan telah mengubah dirinya dari sebuah pulau yang kurang maju dan berbasis pertanian menjadi suatu kekuatan ekonomi yang menjadi penghasil barang-barang yang berteknologi tinggi yang terkemuka.


Taiwan memiliki perekonomian yang dinamis dengan pengurangan tuntunan pemerintah atas investasi dan perdagangan luar negeri secara perlahan-lahan. Taiwan memiliki sistem keuangan lebih berdasarkan kredit yang sama dengan sistem di Jerman dan Jepang ketimbang sistem berdasarkan pasar uang.


Memperbaiki pasar modal merupakan pririotas terpenting bagi pemerintah Taiwan. Meskipun kebanyakan perusahaan Taiwan merupakan perusahaan kecil dan sangat dimiliki oleh keluarga pengendali, Bursa Efek Taiwan memiliki kapitalisasi pasar terbesar kedua di antara pasar saham yang sedang berkembang. Taiwan merupakan perekonomian terbesar ke-17 di dunia.


Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Hukum Akuntansi Komersial, yang diamandemen pada tahun 1987, mengatur catatan akuntansi dan laporan keuangan Taiwan. Standar akuntansi ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Committee-FASC) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (Accounting Research and Development Foundation-ARDF).


Pelaporan Keuangan

Hukum akuntansi Komersial mewajibkan laporan keuangan berikut ini :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan


Catatan harus mengungkapkan informasi berikut ini :

1. Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan.

2. Alasan-alasan kebijakan atas perubahan akuntansi dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

3. Hak kreditor terhadap aktiva tertentu.

4. Komitmen dan kewajiban kontijensi yang berjumlah material.

5. Pembatasan atas pembagian laba.

6. Peristiwa penting yang berkaitan dengan ekuitas pemilik.

7. Peristiwa setelah tanggal neraca yang penting.

8. Pos-pos lain yang memerlukan penjelasan untuk menghindari kesan salahpahaman atau yang memerlukan klasifikasi untuk membantu dalam menyajikan laporan keuangan secara wajar.


Laporan keuangan Bank, perusahaan assuransi, dan perusahaan sekuritas harus diaudit oleh CPA. Perusahaan yang dijalankan oleh pemerintah diaudit oleh auditor pemerintah.


Pengukuran Akuntansi

Metode pembelian diwajibkan untuk penggabungan usaha. Berdasarkan metode pembelian, aktiva dialihkan berdasarkan nilai bukunya. Metode ekuitas digunakan apabila terdapat kepemilikan di perusahaan lain sebesar 20% atau lebih.


Aktiva tetap, termasuk tanah dan sumber daya alam, dan aktiva tidak berwujud dapat direvaluasi. Aktiva lain juga dapat direvaluasi sesuai dengan indeks harga pemerintah, apabila harga meningkat lebih dari 25% sejak pembelian atau penilaian terdahulu.


Persediaan disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan pasar, baik metode FIFO, LIFO, dan rata-rata merupakan asumsi arus biaya yang dapat diterima.



Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Meek, Gary K.2005.Akuntansi Internasional.Jakarta:Salemba Empat

Suwardi, M.Sc., Drs. Eko.2000.Akuntansi Internasional.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta

Selasa, 22 Februari 2011

Sistem Akuntansi Belanda

Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Inggris dan Amerika Serikat telah memengaruhi akuntansi Belanda sama seperti negara-negara Eropa Kontinental lainnya.


Belanda merupakan salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. Belanda juga menjadi tempat bagi beberapa perusahaan multinasional terbesar di dunia, seperti Philips, Royal Dutch/Shell dan Unilever.


Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan. Undang-undang tersebut merupakan bagian dari program besar perubahan dalam UE yang akan terjadi. Provisi utama Undang-undang tahun 1970 tersebut, yaitu :

1. Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama suatu tahun, dan seluruh pos di dalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara memadai.

2. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip akuntansi dapat diterima oleh kalangan usaha).

3. Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan.

4. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya.

5. Informasi keuangan komparatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.


Dewan Pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara umum. Dewan tersebut memiliki anggota yang berasal dari tiga kelompok yang berbeda, yaitu :

1. Penyusun laporan keuangan (perusahaan)

2. Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan analis keuangan)

3. Auditor laporan keuangan (Institusi Akuntan Terdaftar Belanda atau NivRA)


Dewan tersebut merupakan organisasi swasta dan didanai melalui hibah dari kalangan usaha dan NivRA. Kamar Perusahaan, yaitu pengadilan khusus yang berhubungan dengan Pengadilan Tinggi Amsterdam, memiliki karakter unik sistem Belanda untuk mendorong kesesuaian dengan ketentuan akuntansi. Kamar Perusahaan terdiri dari tiga hakim dan dua akuntan ahli, dan tidak menggunakan juri. Keputusan Kamar Perusahaan dapat menimbulkan perubahan dalam laporan keuangan atau berbagai jenis hukuman.


Auditing di Belanda merupakan profesi yang mengatur diri sendiri. Badan pengaturnya adalah Institusi Akuntan Terdaftar Belanda (NivRA), yang memiliki sekitar 13.00 anggota. NivRA memiliki otonomi penuh dalam penentuan standar audit dan kode etik profesional yang kuat memiliki status wajib.


Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan wajib disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Catatan-catatan

4. Laporan Direksi

5. Informasi lain yang direkomendasikan


Laporan arus kas tidak diwajibkan, tetapi direkomendasikan oleh sebuah tuntunan dewan dan kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan laporan keuangan harus menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam penilaian dan penetapan hasil dan alasan-alasan di balik setiap perusahaan akuntansi yang dilakukan. Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada tanggal neraca dan kinerja selama tahun keuangan.


Laporan keuangan tahunan harus disajikan baik berdasarkan induk perusahaan saja maupun konsolidasi. Perusahaan-perusahaan Belanda pun diperbolehkan untuk menyusun laporan keuangan dengan menggunakan IFRS atau GAAP AS selain standar akuntansi Belanda.


Pengukuran Akuntansi

Dasar penilaian yang dipakai adalah historical cost, dan intangible assets pun harus dinilai berdasarkan historical cost. Depresiasi biasanya berdasarkan garis lurus dan diterapkan untuk semua aset kecuali bangunan, tanah tidak harus depresiasi. Metode LOCOM dipakai untuk menilai persediaan. Pasar disini ditafsirkan sebagai net realizable value, sama dengan Inggris. Metode FIFO dan weighted-average adalah metode yang paling banyak dipakai dalam menentukan cost, meskipun LIFO juga diizinkan.



Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional. Jakarta: Salemba Empat
Suwardi, M.Sc. , Drs. Eko.2000.Akuntansi Internasional.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta


Jumat, 18 Februari 2011

Perkembangan Akuntansi Internasional

Pada dasarnya akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang terus berubah dan mencerminkan kondisi budaya, ekonomi, hukum, sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya. Pada awalnya akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak. Agar dapat mengikuti masyarakat terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap integritas perusahaan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan melaporkan kewajiban pemulihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan praktik pencucian uang dan hal-hal sejenis yang berkaitan dengan kejahatan kerah putih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembagan akuntansi, yaitu :
1. Sumber Pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.

2. Sumber Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar, yaitu hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.

3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.

7. Tingkat Pendidikan
Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

8. Budaya
Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.

Gray mengidentifikasikan 4 dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktek akuntansi, yaitu :
1. Profesionalisme versus control wajib
Preferensi terhadap pelaksanaan perimbangan professional individu dan regulasi sendiri kalangan professional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hokum yang telah ditentukan.

2. Keseragaman versus fleksibilitas
Preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu keadaan tertentu.

3. Konservatisme versus optimisme
Kecenderungan orang untuk berhati-hati terhadap suatu tingkat risiko saat ini maupun ketidakpastian di masa depan dibandingkan dengan perilaku yang lebih optimis dan keberanian untuk mengambil risiko.

4. Kerahasiaan versus transparansi
Preferensi atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapkan informasi terhadap publik.


Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional. Jakarta: Salemba Empat
Suwardi, M.Sc. , Drs. Eko.2000.Akuntansi Internasional.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta

Rabu, 09 Februari 2011

Akuntansi Internasional

Pertumbuhan dan Penyebaran Akuntansi Internasional

Akuntansi memainkan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Akuntansi juga memberikan informasi mengenai suatu perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna informasi. Pada akuntansi internasional, perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (Multinational Company - MNC) dimana operasi dan transaksi nya melintasi batas-batas negara, atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan pelaporan.

Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Tren ekspor impor pun menjadi tujuan utama para investor, karena itu isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Apalagi saat ini bisnis internasional semakin berhubungan dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan embentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi strategis.

Jika terlihat jelas adanya bias dari negara-negara maju terhadap investasi asing langsung, meledaknya arus investasi asing langsung ke negara-negara berkembang sejak awal 1990-an menunjukkan bahwa MNC semakin menyadari bahwa negara-negara tuan rumah ini (host countries) menjadi lokasi investasi yang menarik. Pada tingkat perusahaan, aktivitas investasi asing langsung terlihat dengan adanya pengungkapan segmen perusahaan dan daftar kepemilikan saham pada perusahan afiliasi.

Operasi yang dilaksanakan diluar negeri pun membuat manager keuangan dan akuntan menghadapai resiko berupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan didalam wilayah satu negara.

Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu negara ke negara lain karena prinsip-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat pilihan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi akun-akun luar negeri ke dalam satu mata uang pelaporan.

Manajer keuangan dan akuntan juga harus memahami pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh perubahan penting, memiliki pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang untuk usaha yang beroperasi dilebih satu negara. Nilai tukar dan tingkat inflasi merupakan hal
penting dalam bidang-bidang seperti menyusun anggaran jangka pendek dan jangka panjang induk perusahaan dan anak perusahaan, mengukur dan mengevaluasi kinerja unit usaha lokal dan para manajernya, dan membuat keputusan yang berpengaruh pada perusahaan secara keseluruhan dalam melakukan alokasi modal investasi dan laba ditahan.


Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Meek, Gary K. 2005. Akuntansi Internasional. Jakarta: Salemba Empat